17 Maret 2011

Monolog Orang Dewasa


Budi Maryono
http://facebook.com/massakerah
Topik: Anak/Remaja
Media: Suara Merdeka – Semarang Metro
Judul: Satpol PP Razia Anak Punk, Tekan Pengaruh Buruk
Hari/Tanggal: Rabu, 9 Maret 2011
Posisi: Hlm K, kolom 5-8, tengah/boks, non-headline
MESKI non-headline, berita tentang Satpol PP Kabupaten Rembang yang merazia anak jalanan bergaya punk ini tetap menonjol karena pengelola media meletakkannya dalam boks khusus, kanan (sisi tempat mata pembaca cenderung jatuh setiap kali membuka koran/majalah), plus foto dua kolom: aparat satpol PP sedang mencukur rambut anak punk. Sayang, penempatan yang baik itu tidak berbanding lurus dengan kualitas isi berita.
Fakta kejadian hanya ini: Satpol PP menggelar razia rutin dan menangkap seorang anak jalanan dari Pati di depan Hotel Kencana, Selasa (8/3). Alasannya? Ada di alinea keempat yang memuat keterangan Kepala Satpol PP Selamet Riyadi: Keberadaan anak jalanan yang berpakaian kumuh itu dinilai mengganggu kenyamanan dan pemandangan kota. ”Karena sudah mengganggu, kami tangkap dan beri pembinaan. Kami juga meminta dia untuk meneken surat pernyataan agar tak mengulangi perbuatannya. Setelah rambutnya dipotong dan disuruh mandi, mereka kami lepaskan....”
Di luar penangkapan dan ”pembinaan” itu? Tak ada apa-apa selain kutipan, baik langsung maupun tak langsung, keterangan Kepala Satpol PP Selamat Riyadi. Dari soal anak punk luar kota yang membawa pengaruh buruk bagi anak Rembang, sebab mereka berada di jalan (”punya masalah hidup dengan lingkungan dan keluarga”), keluhan warga Rembang yang takut anaknya terpengaruh ikut menjadi anak jalanan, sampai soal instruksi Bupati perihal ”membersihkan kota dari anak punk berpakaian kumuh”.
Apa kata anak punk yang tertangkap itu soal berbagai penghakiman dan stigma sepihak yang dialamatkan padanya? Bagaimana pula perasaannya ketika dicukur, disuruh mandi, diminta untuk meneken surat pernyataan oleh satpol PP? Benarkah dia anak jalanan? Benarkah dia punya masalah di rumah? Bakal ”kapok’-kah dia? Tak ada jawaban atau keterangan babar blas!
Berita ini, selain tak lebih dari iklan satpol PP, benar-benar telah menjadi monolog orang dewasa sekaligus membungkam hak anak untuk bicara tentang diri, pikiran, dan perasaan mereka. Kalau tak pandai-pandai mengelola, berita bisa ”jahat” juga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentarnya Ya :)